source click here |
Lumrahnya, orang Indonesia itu mau tahu banget sama kehidupan orang lain. Terutama tentang pekerjaan mereka. Namun, ada hal yang membedakan orang Indonesia dan orang luar dari segi pertanyaannya. Contohnya dalam bahasa Inggris kita bertanya "What is your job? / What do you do?" atau dalam bahasa Prancis "Quel est votre profession?" yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "Apa pekerjaanmu?" Sedangkan, orang Indonesia sendiri tidak pernah bertanya "Apa yang kalian kerjakan?" atau "Kamu kerjanya ngapain sih?". Mereka (dan saya) selalu bertanya, "Kamu kerja di mana?".
Kalimat tanya "kamu kerja di mana?" sepertinya menjadi hal yang lumrah ditanyakan pada seseorang jika kita ingin mengetahui apa pekerjaannya. Tapi, berdasarkan apa yang saya rasakan sekarang ini, pertanyaan itu agak mendiskiminasi. Entah ini hanya perasaan saya saja, atau mungkin ada yang senasib dengan saya mari kita bergandengan tangan!! *cari temen :D
Kenapa saya merasa pertanyaan itu mendiskriminasi seseorang? Jawabannya adalah
"Jika kamu bekerja di perusahaan terkenal, orang-orang di luar sana yang tidak mengerti akan berpikir bahwa sudah dipastikan gaji kamu bagus atau tunjangannya besar atau sederhanannya kamu mempunyai pekerjaan yang sudah mapan. Padahal, bisa saya kamu bilang kamu kerja di perusahaan terkenal tersebut tapi yang kamu lakukan bukanlah suatu pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar"
Berbanding terbalik dengan,
"Kamu bekerja di sebuah perusahaan yang tidak terkenal, kemudian orang-orang di luar sana yang tidak mengerti akan berpikir bahwa kamu bekerja di perusahaan yang tidak stabil, yang tidak menghasilkan gaji yang besar dan kamu dibilang tidak mapan. Padahal apa yang kamu kerjakan bisa saja menghasilkan uang yang lebih besar dibandingkan seseorang yang bekerja di perusahaan terkenal tetapi yang dia lakukan tidak begitu menghasilkan gaji yang besar."
Contoh sederhananya, saya mempunyai teman yang bekerja di sebuah bank, orang-orang akan langsung berpikir bahwa dia mempunyai gaji yang besar, padahal seperti yang dia ceritakan pada saya, gajinya hanya cukup untuk kehidupannya selama sebulan tanpa berfoya-foya. Kemudian, saya juga mempunyai teman yang bekerja di kapal pesiar, sedang apa yang dia lakukan bukanlah melayani orang lain seperti pembantu misalnya. Ternyata, uang yang dihasilkan pun lebih besar dari pada teman saya yang bekerja di bank. Tetapi, orang-orang pasti akan berpikiran negatif dengan pekerjaan teman saya yang bekerja di kapal daripada teman saya yang bekerja di bank.
Hal ini juga terjadi pada saya, orang-orang selalu bertanya di mana saya bekerja. Saya pun menjawab bahwa saya bekerja di sebuah penerbit buku. Kemudian, si penanya diam dan saya pun diam tanpa menjelaskan apa yang saya lakukan. Hingga suatu saat, saya tercengang dan sedikit sakit hati. Teman suami saya yang juga teman saya sewaktu SMP mengira bahwa saya bekerja di sebuah percetakan atau sederhananya di sebuah tempat photocopy. Ouch, i feel like i got stabbed !! Kemudian, dia baru paham setelah suami saya bercerita bahwa saya bekerja sebagai editor dan penulis buku anak. Suami saya juga menjelaskan bahwa saya bekerja di penerbit buku, bukan percetakan buku. Dia juga menambahkan dengan emosi katanya, kalau penerbit itu ya buat nerbitin, kalau percetakan ya buat nyetak. Hahahaha, i laugh from ear to ear, honey!
Dari situ saya belajar, bahwa lebih baik saya berhati-hati jika bertanya tentang pekerjaan seseorang. Jika saya ingin tahu banget yang sudah tidak bisa ditahan ya mungkin saya akan bertanya dua kalimat sekaligus "Kamu kerja di mana dan kamu kerjanya apa", atau lebih baik jika saya tidak usah bertanya saja, dengan mendoktrin diri saya sendiri bahwa itu adalah sebuah privacy yang harus saya hargai. Karena saya tahu betul, tidak semua orang senang ditanya soal pekerjaannya.