Tuesday, April 19, 2016

"Kamu kerja di mana?"

https://i0.wp.com/www.inserm.fr/var/inserm/storage/images/mediatheque/infr-grand-public/images/espace-jeunes/metier_large/293710-1-fre-FR/metier_large.jpg
source click here



Lumrahnya, orang Indonesia itu mau tahu banget sama kehidupan orang lain. Terutama tentang pekerjaan mereka. Namun, ada hal yang membedakan orang Indonesia dan orang luar dari segi pertanyaannya. Contohnya dalam bahasa Inggris kita bertanya "What is your job? / What do you do?" atau dalam bahasa Prancis "Quel est votre profession?" yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai "Apa pekerjaanmu?" Sedangkan, orang Indonesia sendiri tidak pernah bertanya "Apa yang kalian kerjakan?" atau "Kamu kerjanya ngapain sih?". Mereka (dan saya) selalu bertanya, "Kamu kerja di mana?".

Kalimat tanya "kamu kerja di mana?" sepertinya menjadi hal yang lumrah ditanyakan pada seseorang jika kita ingin mengetahui apa pekerjaannya. Tapi, berdasarkan apa yang saya rasakan sekarang ini, pertanyaan itu agak mendiskiminasi. Entah ini hanya perasaan saya saja, atau mungkin ada yang senasib dengan saya mari kita bergandengan tangan!! *cari temen :D

Kenapa saya merasa pertanyaan itu mendiskriminasi seseorang? Jawabannya adalah

"Jika kamu bekerja di perusahaan terkenal, orang-orang di luar sana yang tidak mengerti akan berpikir bahwa sudah dipastikan gaji kamu bagus atau tunjangannya besar atau sederhanannya kamu mempunyai pekerjaan yang sudah mapan. Padahal, bisa saya kamu bilang kamu kerja di perusahaan terkenal tersebut tapi yang kamu lakukan bukanlah suatu pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar"
Berbanding terbalik dengan,
"Kamu bekerja di sebuah perusahaan yang tidak terkenal, kemudian orang-orang di luar sana yang tidak mengerti akan berpikir bahwa kamu bekerja di perusahaan yang tidak stabil, yang tidak menghasilkan gaji yang besar dan kamu dibilang tidak mapan. Padahal apa yang kamu kerjakan bisa saja menghasilkan uang yang lebih besar dibandingkan seseorang yang bekerja di perusahaan terkenal tetapi yang dia lakukan tidak begitu menghasilkan gaji yang besar."

Contoh sederhananya, saya mempunyai teman yang bekerja di sebuah bank, orang-orang akan langsung berpikir bahwa dia mempunyai gaji yang besar, padahal seperti yang dia ceritakan pada saya, gajinya hanya cukup untuk kehidupannya selama sebulan tanpa berfoya-foya. Kemudian, saya juga mempunyai teman yang bekerja di kapal pesiar, sedang apa yang dia lakukan bukanlah melayani orang lain seperti pembantu misalnya. Ternyata, uang yang dihasilkan pun lebih besar dari pada teman saya yang bekerja di bank. Tetapi, orang-orang pasti akan berpikiran negatif dengan pekerjaan teman saya yang bekerja di kapal daripada teman saya yang bekerja di bank.

Hal ini juga terjadi pada saya, orang-orang selalu bertanya di mana saya bekerja. Saya pun menjawab bahwa saya bekerja di sebuah penerbit buku. Kemudian, si penanya diam dan saya pun diam tanpa menjelaskan apa yang saya lakukan. Hingga suatu saat, saya tercengang dan sedikit sakit hati. Teman suami saya yang juga teman saya sewaktu SMP mengira bahwa saya bekerja di sebuah percetakan atau sederhananya di sebuah tempat photocopy. Ouch, i feel like i got stabbed !! Kemudian, dia baru paham setelah suami saya bercerita bahwa saya bekerja sebagai editor dan penulis buku anak. Suami saya juga menjelaskan bahwa saya bekerja di penerbit buku, bukan percetakan buku. Dia juga menambahkan dengan emosi katanya, kalau penerbit itu ya buat nerbitin, kalau percetakan ya buat nyetak. Hahahaha, i laugh from ear to ear, honey!

Dari situ saya belajar, bahwa lebih baik saya berhati-hati jika bertanya tentang pekerjaan seseorang. Jika saya ingin tahu banget yang sudah tidak bisa ditahan ya mungkin saya akan bertanya dua kalimat sekaligus "Kamu kerja di mana dan kamu kerjanya apa", atau lebih baik jika saya tidak usah bertanya saja, dengan mendoktrin diri saya sendiri bahwa itu adalah sebuah privacy yang harus saya hargai. Karena saya tahu betul, tidak semua orang senang ditanya soal pekerjaannya.

Thursday, April 14, 2016

Working Wife VS Housewife

Being a book editor isn't my dream. I never think that i have the opportunity to work in a press field. I am a bachelor degree in french education, means that i should be a teacher at least. But, you'll never know how your life brings you. This isn't means that it happened accidentally, sure i applied this job.

I still remember how struggled i was. I graduated from my university in the end of August 2014, then 4 months later, i got married. Can you imagine how blessed i was? Sure, i am totally grateful enough for this flawless life. And you know what, almost all of my girl friends and my cousins envy me. They said that graduated early and got married in a young age are perfect combo. But, they never know how hard my life was before i got a job.

I write this post because i have a better life now, and i don't even regret of my decision to get married early with no job experiences. But, i write this now, because i want you know before you regret it.
Guys, please think one hundred times before you get married early. First, think what should you do after you have new tittle as a wife. It doesn't matter if you want to be a housewife, but if you don't have any job experience and you're married, it's sooo hard to have a proper job. A proper job means you work in a bona fide job, such as international company or petroleum company or  any banks in this country, or if you lucky enough, maybe you can work in the government office as civil servants. Second, if you think that being a housewife in a young age is not a problem, you must be the patientest person ever! (Javanese called it nrimo :p )Because, your life will completely change. I should give them a great ovation, because being a housewife is such a great decision, not every woman can do that. Especially, if you are an alumnus from reputable university.

Getting married early is my dream, i never regret it. My life is amazing after i got a husband. I have super caring, lovely, and funny husband. Our life was so beautiful, but i had an empty feeling inside my heart. I don't want to end my life just being a housewife. I want to work and i need a job. Whatever it is. After waiting impatiently, i got it. Alhamdulillah.

And yeah, now i am not a full time housewife. I am a book editor and children's book writer. Next May will be my first anniversary as a career woman. I've been trough this journey for almost one year. I'm so thankful and grateful for this life.

But, i am just an human being who will never satisfied. I have an empty hole inside of me, a place that i need to fill. As a woman, i really want to be a mom. I wanna feel how pregnancy is, i need to give a birth and give my baby a breastfeeding. Now, i am craving for a baby. Yes, indeed!

Now, I am in standing in two choices, leave my work and get ready for my pregnancy or keep going with my work and waiting patiently until God give me a baby. I need to make a decision soon, before i turn 25 !!


xoxo

Friday, November 27, 2015

Super Late Honeymoon - Menelusuri Haji Lane Singapore

Akhir-akhir ini Haji Lane menjadi salah satu tujuan penting bagi wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Singapore, terutama anak muda yang notebene instagramer. Iseng-iseng saya buka hashtag #hajilane di Instagram, ternyata tempatnya lucu ya, kaya toko atau cafe gitu, kayaknya. Nah, pas kemaren ke Singapore, sengaja banget pengen kesana.

Haji Lane ini lokasinya ada di kawasan Bugis. Jadi, kalau mau kesini turunnya di MRT Bugis. Kalo saya prefer turun di Exit Bugis Junction, ya sekalian liat-liat masker korea yang ada di supermarket BHG hihihi. Udah gitu nyebrang doang udah ketemu Bugis Street buat beli oleh-oleh. Di Bugis Street ini kita bisa nemuin Es Jus aneka buah dengan harga murah loh. Lumayan lah, di  Bugis Street kan panas, sesek, banyak orang gitu.


Keluar dari Bugis Street kita tinggal belok kiri aja ikutin jalan sampe ketemu perempatan kedua belok kanan. Abis itu jalan lurus aja, nanti ketemulah yang namanya Haji Lane di kiri jalan.


Ternyata Haji Lane ini cuma gang doang hahaha. Cuma sepanjang lorong itu aja. Isinya? Ada butik, cafe, bakery gitu deh. Biasa aja sepertinya, tapiiiiii dekorasinya lucu-lucu bangeeett. Menurut saya, saya kaya engga lagi di Singapore hihihi. Abisnya ada Restoran Italia, Restoran Meksiko, Restoran China (jelassss), trus butiknya banyak yang decornya clasic vintage, ada yang minimalis, ada yang retro. Pokoknya biarpun cuma sejalur doang tapi kita bisa liat macem-macem.




 Butik-butiknya standar kaya di Indonesia sih yang dijual, harganya yang beda haha secara udah itungan dolar. Rata-rata bangunan di Haji Lane ini dua lantai. Lantai bawah dan lantai atas ini kadang beda. Bawah buat cafe atas buat butik. Salah satu foto saya di bawah ini adalah butik yang berada di lantai dua. Pintunya engga di dalem bangunan di lantai satu, tapi disebelahnya, jadi pintunya kebuka gitu, kita tinggal naik aja keatas. Uniknya, cuma tangga aja tapi tetep di dekor ya.



Beberapa hasil jepretan saya di sepanjang Haji Lane,














Happy strolling along Haji Lane guys! Annyeong! ^^

Wednesday, November 25, 2015

Super Late Honeymoon - Menginap di Chang Ziang Hotel, Geylang Singapore


Sebenernya pas mau ngereview perjalanan kemaren agak males juga sih, karena udah banyak banget yang cerita tentang Singapore. Lagian ini juga bukan perjalanan pertama saya, jadi ga ada yang spesial kayanya. hehehe. Tapi gapapa sih ya, ada yang baca syukur, ga ada yaudah haha


Ceritanya kemaren tanggal 2 Nov 2015 saya sama suami main-main ke Singapore, cuma main sih tapi karena pasca nikah belum hanimun, jadi bolehlah ya ini disebut super late honeymoon hihihi.

Sampe di Changi Int Airport jam 13.20 waktu Singapore. Hal yang pertama dilakuin adalah cari wifi. Di Changi kita bisa dapeti wifi gratis dengan mudah. Caranya tinggal sambungin aja handphone kita sama wifi Changi, engga ada passwordnya, tapi kita harus buka chorme atau web di hape kita buat di sambungin ke homepage nya Changi Wifi. Begitu kita masuk ke Chrome udah otomatis nyambung ke web itu, kita tinggal masukin nomor hape indonesia kita, jangan lupa angka 0 diawal diganti pake kode indo yaitu 62, diikuti sama nomer hape kita. Tinggal nunggu aja sebentar, kita bakal dapet sms yang isinya pasword buat dimasukin di kolom di bawahnya kolom kita ngisi no hape tadi. abis itu tinggal connect, daannn happy surfing!






Tipikal orang indo yang ke SG adalah bawa botol minum hahaha tapi gapapa juga, abisan air mineral 1500ml paling engga 1,5 SGD ya hampir 15ribu rupiah kan nonjoookk.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNxm3TI8-4ZykLRpj-taX8Evj6dJd5sAZYt-mhSMJAcUr_H3Jjd8hThtJbI0Z1z2baCiV4-3kOwA7kYdmoj9kTOAUi0P_In4zLm_wUJzhn4f4H2xGqUAQqU9sH7HRiBFrb4gznNRaSDTA/s1600/SAM_0399.JPG
pict credit to this page

Keluar dari imigrasi langsung ke toilet dan ngisi air, mayan buat bekel. Karena waktu itu kita naik Airasia yang terminalnya ada di Terminal 1, kita harus naik Skytrain buat ke Terminal 2 dimana MRT adanya di T2. Buat cari Skytrain gampang kok, ada banyak plang (eciyeh plang, kaya dijalan aja bu) pokoknya ikutin petunjuk ajadeh. Begitu sampe di T2, langsung cari MRT, kalo engga mudeng ikutin arus orang-orang aja karna kebanyakan mereka jg nuju ke MRT.

Di MRT Changi, saya langsung cari ke loket buat beli Singapore Tourist Pass (STP). Kalo saya pribadi, mending beli STP daripada Ez Link Card, karena kalo kita cuma max 3 hari di SG dan pengen eksplore tempat dengan kemungkinan terburuk nyasar, kita ga akan ribet ngeluarin banyak uang. STP ini harganya untuk 3 hari 30 SGD dengan deposit 10 SGD yang bisa kita ambil kalau STP udah dibalikin. STP bisa kita pake untuk MRT, LRT dan Bus. Jadi kalo nyasar, pake STP sangat menguntungkan.Sedangkan Ez Link Card ini biasa digunakan oleh Singaporean, masa aktifnya pun 5 tahun *cmiiw. Kartu ini sistemnya pulsa gitu, kalo abis tinggal diisi, setiap kita pake akan berkurang saldonya sesuai dengan tarif masing2 kendaraannya.

Setelah itu kita menuju ke hotel, kita udah booking jauh-jauh hari di Traveloka. Hotel yang kita pilih namanya Chang Ziang Hotel, lokasinya ada di 15 Lorong Geylang. Hah? Geylang? Seriusan lo? iyaaa, saya milih di Geylang yang notabene adalah kawasan Red District alias daerah prostitusinya gitu deeehh. But seriously, you can trust me 100% that Geylang is safe. Selama 3 hari disana engga ada yang aneh-aneh. Paling malem jam setengah 11 malem saya udah balik hotel dan ga pernah liat yang gimana-gimana.

http://exp.cdn-hotels.com/hotels/9000000/8810000/8808400/8808317/8808317_35_z.jpg

Emang hotelnya gapake bintang, hotel biasa banget ga ada yang spesial. Cuma saya ngerasa puas sama hotelnya. Dulu pas ke SG sama temen-temen saya nginep di hostel Loffi Inn di Little India. Karena kita ber-6 jadinya satu kamar buat rame2, dan tetep nyaman buat solat. Nah kalo sama suami doang kan gamungkin nginep di hostel yang dormitory. Sempet mau booking di hostel yang sekamar berdua, cuma kok jatohnya lebih mahal dari yang beneran hotel. Mana kalo di hostel kan ga dapet minum ato toiletries, rugi.

Chang Ziang Hotel menurut review di Traveloka atau Tripadvisor akhir2 ini bagus dan gak mengecewakan. eh bener, saya puas loh. Resepsionisnya ramah-ramah, pas saya minta handuk di hari kedua, saya malahd dikasih handuk minum kopi, katanya gapapalah dikasih satu set aja. Kalau buat ruangan sih keciiiill. Kamar mandi cuma seuprit, jadi wastafel, closet, sama shower satu deret jejer2, dan kalo mau jalan ke shower yang diujung dari wastafel jalannya miring kek kepiting. Tapi bersih dan air ga muncrat-muncrat karena shower ada diujung. Saya dapet handuk, air minum 600ml 2 botol, kopi, dan toiletries standar kaya sikat gigi sabun shampo. Di dalem kamar udah ada TV AC ada teko elektrik juga buat bikin air panas, jadi tetep bisa makan popmie haha.

https://d3j7brovh0lq3z.cloudfront.net/hotel-asset/10000001003672877_dh


Itu foto saya ambil dari webnya traveloka, karena lupa waktu itu ga di foto, tapi kamar yang saya dapetin persis kek gitu.Kamarnya kecil tapi nyaman, ga bau, dan bersih. Kebersihan tetep nomer satuuuu. Buat solat bisa lah. Alhamdulillah saya dapet kamar yang kiblatnya ngadep ke jendela ituuu, rada miring dikit. jadi solatnya dideket kasur di depan pintu toilet persis.

Buat menuju ke Chang Ziang Hotel bisa jalan kaki sampe ke MRT Aljunied, bisa juga naik bus, cuma 2 halte doang udah nyampe. Kalau saya suka jalan kaki menuju MRT, tapi kalo baliknya ke hotel mending naik bus, bis apa aja bisa, pokoknya keluar dari MRT Aljunied menuju ke halte bus, busnya menuju ke arah kiri, halte pertama lewatin, nah halte kedua turun. halte kedua ada di lorong 13 dan hotel di lorong 15 jadi jalan ke awah berlawanan sedikiitt belok kiri udah deh sampe.

Buat yang muslim, cari makanan halal juga engga susah. Di deket halte bus yang di lorong 13 ada Resto India, resto itu juga ada di deket MRT Aljunied. Harga standar lah dari 4 SGD juga udah ada. dan Alhamdulillahnya, di MRT Aljunied ada Ananas Cafe yang mendunia karena murahnya hahaha. Dulu saya nemu Ananas Cafe di MRT Kranji abis dari Malaysia, pas liat kaya mau beli engga ragu karena cuma 2 SGD takut engga halal juga. tapi untungnya ada logo halal jadinya beli. Nah sampe Indo, saya searching Ananas Cafe emang bener itu murahnya kebangetan dan halal, ternyata cabangnya ada banyak, harganya beda-beda di setiap cabang, tapi ya sekitaran itu aja harganya.


http://media-cdn.tripadvisor.com/media/photo-s/07/e5/5d/41/ananas-cafe.jpg
pict credit to this page

Ananas Cafe yang di MRT Aljunied harga terendah yang saya liat 2,30 SGD isinya nasi lemak gitu deh, nasi udug ayam telor timun tomat sambel hahaha, tapi porsinya engga mini-mini amat, suami saya aja katanya kenyang. Paling mahal kalo ga salah cuma 6 SGD kok. Nah beberapa kios dari Ananas, ada kios gorengan halal juga, namanya Old Chang Kee. Jangan bayangin kios gorengan kaya di mamang-mamang gerobak ya haha ini beneran kios kaya di emol-emol. harganya juga cuma 1 SGD ya yang 5 SGD juga ada sih hihihi.

https://lh3.googleusercontent.com/-PfEJcx_3yE8/TQlLBNqRU9I/AAAAAAABD1g/rSbCdwv51s0/s250-c-k-no/



Pokoknya buat saya nginep di Geylang engga serem, aksesnya gampang, banyak makanan halal, eits ada masjid juga loh di deket Chang Ziang Hotel, namanya Moh Saleh Mosque kalo ga salah, saya cuma liat aja sih dari kejauhan dan ga mampir hehehe.

Monday, November 23, 2015

Super Late Honeymoon - Behind The Scene

Bagi saya dan suami, honeymoon atau bulan madu bukanlah syarat mutlak yang harus dilakukan pasca menikah. Akhir tahun lalu ketika kami menikah, kami tidak mempunyai banyak hari libur. Bagi saya sih sebenernya saya mempunyai banyak waktu luang, mengingat saya waktu itu sedang free (re: pengangguran) hehehe. Masalahnya ada di suami saya yang jatah cuti udah abis. Jadinya abis nikah, yaudah gitu aja. Pacaran di rumah. Lupakan leyeh-leyeh di teras pavilion di depan pantai.

Berhubung sedang mengalami masa pengantin baru yang notabene banyak yang perlu dibeli, budget buat main yang tertunda malah dialihkan jadi anggaran beli-beli barang rumah tangga. Ya sekarang dah jadi ibuk-ibuk, mindset nya udah berubah dari maen-maen-enggak-jelas ganti ke mending-beli-ini-aja-deh-yang-manfaat. Tapi ya mungkin jiwa muda kita yang emang masih sama-sama duapuluhtiga tahun masih ada, sebel juga kok ga pernah main jauh. Dan akhirnya, tangan saya pun meluncur ke websitenya AirAsia dan Traveloka.

Karena waktu itu lagi engga ada promo, yaudalah kita beli aja tiket yang kira-kira murah. Kita sengaja ga cari tiket untuk weekend, karena pasti harganya mencekik. Kecuali kalo lagi promo sih lain lagi ceritanya. Alhamdulillah dapetlah tiket berangkat untuk berdua cuma 600ribu, sebenernya sih ga murah tapi yasudah lah wong udah pengen beli, dan itu untuk berangkat tanggal 2 november 2015, means that masih 4 bulanan lagi hahaha. Kita pun ga beli tiket pulang sekalian karena suami mau apply cuti dulu, dan saya masih galau karena baru 2 bulan kerja, takut belum boleh ijin.

Setelah fix suami bisa cuti dan saya tanya-tanya ke senior bisa lah kalo ijin penting maksimal 3 hari. yeeeyyy! ijin penting hahahaha. ya hanimun juga penting kan ya Pak! hahaha. Akhirnya seminggu kemudian kita beli tiket pulang. But, eng ing eng! ribeeettt. Karena kita ga punya Credit Card alias CC alias kartu kredit, beli tiket dengan konversi bukan rupiah ternyata lieur euy. Saya beli tiket untuk flight dari Singapore ke Bandung, otomatis harga yang tertera dalam dolar Singapura atau SGD. Ya bayar via ATM gabisa, apalagi via Indomaret. Bye bye teh kotak gratis!

Alhamdulillah, untungnya kok bisa pakai debit. Dulu pas pertama kali ke Singapore saya pesen hotel dari  booking.com ga pake CC, asalkan kartu ATM kita bersaldo cukup dan udah di daftarin internet banking, kita udah bisa bayar. Cara untuk bayar tiket AirAsia tanpa Kartu Kredit cukup mudah kok. Kira-kita begini caranya:
1. Pilih flight, isi data diri, dan tambahkan bagasi, kursi, makan dll.
2. Anda akan dibawa di laman pembayaran.
3. Isi data diri beserta email Anda.
4. Pada metode pembayaran, pilih kolom Credit Card atau Debit Card.
5. Pilih tipe kartu Anda, karena kita pakai debit, maka pilih tanda VISA.
6. Masukkan nomor kartu anda. Nomor ini adalah nomor di bagian depan ATM anda, biasanya berjumlah 16 digit.
7. Isi tanggal kadaluarsa kartu ATM.
8. Masukkan nama pemegang kartu ATM.
9. Isi nomor CW/CID. Nomor ini berjumlah 3 digit. Nomor ini ada di bagian belakang kartu ATM, di samping nomor kartu ATM. contoh 0000-0000-0000-0000-123. Nah angka 123 adalah nomor CW/CID.
10. Masukkan nama Bank Kartu ATM yang digunakan tersebut.
11. Pilih negara yang mengeluarkan kartu ATM.
12. Terakhir Klik bayar.

Setelah itu, kita akan dibawa ke laman pembayaran. Dalam beberapa menit saya mendapatkan SMS yang berisi kode verifikasi. Tinggal masukkan kode tersebut pada kolom yang sudah tersedia. Kemudian Anda akan mendapatkan email konfirmasi apabila pembayaran anda berhasil.

 Jadi menurt saya, TIPS untuk mendapatkan harga tiket pesawat murah tanpa ribet adalah beli langsung PP. Hahahaha. Sebenernya ga masalah kalo ga beli PP tapi untuk penerbangan domestik, karena bayar di Indomaret deket rumah pun jadi. Tapi untuk penerbangan Internasional mending beli PP deh. Gak kebanyakan fee juga. Bayar di Indomaret paling nambah 5rb buat biaya admin. Kalau beli via debit gitu fee nya kan pake dolar juga. Jadi kerasa banget banyaknya. Selain itu, mending beli pas lagi ada promo juga, irit irit iriiiitt (jiwa emak-emak keluar). Kalo cuma pergi ke Malaysia atau Singapur, jangan dibeli kalo jatohnya harga tiket sejutaan, banyak banget kok promo dan non promo yang bisa dapeti 600an ribu sampe 800an ribu PP.

Jangan mau beli mahal kalau bisa dapet yang murah! ^^
 

Salut d'Amour Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates